Jakarta 9 May 2014,
Saat itu kami memutuskan untuk Hiking menuju
Galunggung bersama, Saya, Adi, Fajar dan Bimo, walau pun rencananya kami
berangkat dengan jumlah peserta lebih dari itu, namun karena beberapa kendala
akhirnya yang pasti pergi hanya ber4, rencana tetap berjalan, pengajuan cuti
pun di ajukan jauh jauh hari Alhamdulillah bos ACC. Yes yes yes,….
Dan ternyata ada kabar gembira lagi nih, kebetulan
teman kami Bimo menawarkan Hotel Danau Dariza Garut, Ga di sangka, dulu Cuma
bermimpi bisa nginep di hotel tersebut, maklumlah hotel bintang 4 ini harga
permalamnya lumayan juga loch dari yang termurah sekitar 700rb’an sampai yang
harga 1,7jt Permalam nya, konsep hotel ini terbilang unik, dengan desain rumah
rumah tradisional Minang, Rumah tradisional Bali, NTT Hingga Rumah Tomok ada di
sini, dengan danau buatan yang mengelilingi Hotel tersebut terasa di Venetian
tapi ala Garut punya engga kalah tabjuk nya, fasilitas mulai dari kolam renang
air hangat, Kayak, Jembatan Gantung, Flying fox dll, menambah tabjuk akan
kedaan hotel ini.
Ok, langsung saja di sepakati jadwalnya. Dengan
detail sbb :
Hari pertama
kami sepakati langsung meeting point di Garut, tepatnya di Hotel Danau Dariza,
kenapa engga bareng ??, karena si bos Adi and Fajar selain posisinya di
Tanggerang mereka juga engga bias cuti and terpaksa berangkatnya after office
hour, sedangkan saya karena cuti sudah di ACC berangkatnya Habis Jumatan, sama
seberti Bimo yang starting after Jumatan dari terminal Lebak Bulus. Tapi kita
juga engga bareng ya, karena saya nunggu Busnya dari pintu tol Jati Bening KM.8
atau di sebut Terminal Bayangan Cikunir, Di mulai dengan membawa motor, dan
menitipkan motor di penitipan motor Aneka
Jati Bening perharinya 5000, biar nanti pulang kemaleman juga engga
masalah udah siap motor. Menuju Terminal Bayagan Jati Bening, bus Prima Jasa
pun tiba dengan Jurusan, Cililitan – Garut. Karena naik busnya tidak di
terminal asal bus, terpaksa engga bias pilih kursi, dan mau engga mau saya pun
duduk di Smoking Area, Waduh naik bus AC tapi serasa di dalam Diskotik, asep
roko engga berenti berenti, dalam perjalanan
ke Garut berharap ada yang turun dan segera ingin pindah dari ruangan
ini, Alhamdulillah di kawasan Tol Buah Batu Bandung ada yang turun, langsung
deh saya pindak ke ruangan tersebut, lega rasanya, walau pun perjalanan sedikit
lagi sampai, contact ke Bimo ternyata busnya dia di belakang bus saya, BBMan
dan kami sepakat janjian di Pertigaan Cipanas. Tiba di pertigaan Cipanas turun
dan tungguin Bimo di emperan toko yang sudah tutup, tidak lama berselang Bimo
pun tiba di tempat tersebut, langsung aja cari Angkot menuju Hotel, Bayar
3000/Orang naik angkot Cuma sekitar 5 menitan.
Akhirnya tiba di Hotel, tepat pukul 17:30 Sore,
langsung menuju Kamar, dan ada BBM masuk ternyata si Adi baru berangkat dari
Lebak Bulus, wah sampai jam berapa nih mereka.
Waktu magrib pun tiba, sholat magrib, dan
setelahnya kami makan malam di sekitar hotel, setelahnya langsung berendam di
kolam airpanas, mantab rasa lelah pun hilang, setelah puas bermain air kembali
ke Kamar, mandi dan sholat Isya setelah cek BBM ternyata si Adi dan Fajar pun
sebentar lagi Tiba, kami pun memutuskan masak nasi, kasian juga pasti mereka
kelaparan, akhirnya mereka tiba di Garut, karena waktu sudah malam hari dan
engga ada angkot mereka pun memutuskan turun di Alun Alun Tarogong, dengan
ongkos 25.000/Orang meraka naik Delman menuju Hotel. Akhirnya tiba juga, dengan
raut wajah yang lelah akhirnya saya sediakan mereka Nasi Goreng Ala-Kadarnya J
Malam hari ini ternyata ada dangdutan di depan
hotel, si Adi dan Fajar memutuskan melihat dangdutan, tapi saya dan Bimo
memutuskan tidur saja.
Hari Kedua
Adzan subuh berkumandang, saya pun melaksanakan
Sholat Subuh, dan yang lainnya pun menyusul, setelahnya kita menikmati pagi
hari dengan bermain Kayak berkeliling di Hotel, wah mantab bgt nih serasa di
Venesia, setelahnya kembali ke kamar, mandi pagi, packing dan bersiap sarapan,
setelah semuanya bersiap ternyata si Fajar engga ikut sarapan, setelah di Tanya,
makasih ane Puasa, gile banget mau naik Gunung Puasa, sebagai teman saya Cuma
bias ikut dukung semoga puasanya selesai sampai waktu yang di tentukan.
Setelah isi perut terpenuhi, saatnya check out dan melanjutkan perjalanan dengan menggunakan angkot dari depan Hotel, menuju Terminal Garut Rp. 6000./Orang. Setelah tiba di terminal Garut rombongan kami langsung di tarik sama kernet Bus ¾ plus main di angkatin aja Tas carrier kami tujuan Bandung – Tasik yang ngetem di Garut, tanpa berfikir panjang langsung kita ikuti Kernet tersebut dan dapat posisi duduk di kursi belakang, sebelum berangkat kami Tanya kembali, Apakah bus sampai Terminal Tasik ? mereka jawab, “Iya mas”, okeh tenang deh, ongkosnya sekitar 20rb/Orang,
Setelah isi perut terpenuhi, saatnya check out dan melanjutkan perjalanan dengan menggunakan angkot dari depan Hotel, menuju Terminal Garut Rp. 6000./Orang. Setelah tiba di terminal Garut rombongan kami langsung di tarik sama kernet Bus ¾ plus main di angkatin aja Tas carrier kami tujuan Bandung – Tasik yang ngetem di Garut, tanpa berfikir panjang langsung kita ikuti Kernet tersebut dan dapat posisi duduk di kursi belakang, sebelum berangkat kami Tanya kembali, Apakah bus sampai Terminal Tasik ? mereka jawab, “Iya mas”, okeh tenang deh, ongkosnya sekitar 20rb/Orang,
Perjalanan menuju Tasik di tempuh -+ 2 jam, namun
bus hanya sampai Singaparna, terpaksa kami pun di oper naik elf menuju terminal
tasik, dengan nambah 5000/Orang, rasa kecewa di hati pun mulai muncul, karena
selain bus tidak sampai tujuan ternyata kami sempat di turunkan endah di daerah
mana, lanjut naik elf, namun elf tidak masuk ke terminal Tasik melainkan hanya
di sampingnya saja, dengan gaya orang kota ke kampong ga tau mau kemana lagi,
Tanya Tanya sama penduduk di sana “kalo mau ke Galunggung naik apa ya?”, truh
di arahkan naik angkot ke pasar Indihiang dengan membayar 2000/orang, selain di
tawarkan angkot, orang tersebut menawarkan jasa Ojek hingga masuk ke Galunggung
dengan biaya 70.000/Orang, dengan rasa kesal dan kaget, kami pun memutuskan
jalan kaki ke Pasar Indihiang, dan ternyata jarak nya deket banget, untung aja
engga ikutin saran orang tsb, bias jebol nih kantong, Tips dari kami, kalo ke
daerah tasik atau Garut bila ingin naik angkot harus di pastikan tujuan kita
serta jaraknya, biar engga di oper oper kaya bola sama supir angkot, karena
harga angkot di daerah jauh lebih mahal di banding di Jakarta.
Ok kita lanjutkan kembali perjalanan nya, setelah
tiba di pasar indihiang, di sini ada angkot Indihiang – Galunggung warna hijau
harga Rp. 15.000/Orang hingga sampai Pos 1 Galunggung, tapi kami tidak naik
angkot tersebut, melainkan ada angkot kosong yang lagi ngetem cari penumpang,
menawarkan Borongan sampai ke Galunggung, lalu saya Tanya “ Berapa a’?”, Jawab
supir “100.000 aja”, waduh mahal banget, kalo mau 50.000 aja, supirpun
menurunkan menjadi 90.000, akhirnya setelah diskusi dengan teman teman kita
putuskan tawaran akhir 80.000 sampai ke Pos 3 Tangga Galunggung, akhirnya Supir
angkot pun menyanggupi, mantab, akhirnya ada kemudahan juga, kalo di hitung
hitung kami hanya mengeluarkan ongkos 20.000/Orang , itu pun lebih hemat di
banding kita naik angkot jurusan Indihiang-Galunggung 15.000/Orang hanya sampai
Pos 1, belum lagi dari Pos 1 ke Pos 3 naik ojek biasanya 15.000, jarak Pos 1 ke
Pos 3 sekitar 4Km dan menanjak, lumayan jauh loh, akhirnya kami tiba di pos 3
juga.
Pos 1 / Pintu masuk |
Pos 1 = Tempat pembelian tiket masuk
Pos 2 = Tempat retribusi kendaraan Masuk
Pos 3 = Awal tracking menuju puncak Galunggung,
Sebelum penaklukan gunung Galunggung kami lakukan,
sebagai seorang muslim kami menunaikan kewajiban sholat dzuhur dahulu, musholla
tepatnya berada di jalur Tower / Menara.
FYI untuk menuju ke puncak Galunggung ada 2 jalur,
yaitu Jalur anak 620 tangga, dan Jalur berpasir / Jalur Tower / Menara, kami
sepakat berangkat melalui jalur Tower kembalinya melalui jalur anak tangga.
Perjalanan pun di mulai, dengan jalur yang sempit
dan pasir yang licin cukup menyulitkan perjalanan kami, hingga kami memutuskan
2 kali istirahat di tengah perjalanan.
Setelah perjalanan kurang lebih 1 jam akhirnya kami
pun tiba di Puncak Anak Galunggung selain pemandangan yang sangat indah, di
tempat tersebut terdapat danau yang Nampak indah di damping dinding bukit yang
hijau.
Erupsi Gunung Galunggung yang tercatat dalam
sejarah adalah berupa letusan-letusan eksplosif yang bersumber dari danau
kawah. Erupsi yang terjadi dalam sejarah sebanyak empat kali, yaitu pada 1822,
1894, 1918, dan 1982-1983.
Erupsi 1982-1983, terjadi dalam sembilan bulan, pada 5 April 1982-8 Januari 1983, menghasilkan tinggi kolom asap berwarna hitam yang mencapai ketinggian lebih dari 10 km dan menyebabkan pesawat terbang British Airways melakukan pendaratan darurat di Jakarta karena salah satu dari empat mesin jetnya mati akibat kemasukan abu vulkanik
Anda mungkin akan terpana dengan salah satu
keajaiban Gunung Galunggung, yaitu danau yang terdapat di dalam kawahnya.
Uniknya, dari danau berair dingin itu tidak tercium bau belerang dan hal ini
berbeda dengan gunung-gunung berapi lainnya di Indonesia. Pada saat cuaca yang
cerah, Anda dapat menyaksikan keajaiban alam lainnya berupa sungai-sungai yang
turun dari bukit Gunung Galunggung yang terlihat seolah-olah dari langit.
memiliki diameter 1.000 meter dengan kedalaman 11
meter dan mempunyai volume air lebih kurang 750 m3. Di dalam kawah ini terdapat
kerucut sinder setinggi 30 meter dari dasar kawah dan kaki kerucut berukuran
250 x 165 meter yang terbentuk selama periode erupsi 1982-1983
Setelah beristirahat kami melanjutkan perjalanan
menuju Bibir danau, diperjalanan menuju danau ini yang paling sangat
menyulitkan, selain jalannya sempit juga berpasir, yang di kanan kirinya jurang
yang tertutup semak belukar, jadi harus super hati hati, setibanya di bibir
danau kami memutuskan membuka tenda di sini, tepatnya di dekat sumber air
pancuran, yang sudah di pastikan airnya tidak berbahaya untuk di konsumsi, dan
pancuran ini sengaja di buat khusus bagi para pendaki. Ternyata di daerah sini
juga ada warung loh, jadi jgn takut kekurangan makanan selama dompet kalian
masih tebel ya. J
Hari pun menjelang gelap, kami menyiap kan makan
malam selain untuk menyiapkan untuk kami, tapi juga special untuk fajar yang
berhasil menunaikan Shaumnya hingga magrib tiba, salut banget saya, semoga amal
ibadahnya di terima. Amin.
Malam menjelang tidak banyak yang di lakukan,
selain beristirahat dan bermunajat memuju kebesaran Alloh yang telah
menciptakan ini semua, selain itu ternyata di lingkungan ini yang camping dapat
di hitung jari, hanya terdapat 4 tenda yang jaraknya jauh jauh. Dilokasi ini
Karena tertutup dinding bukit sehingga pada saat malam hari tidak terlalu
dingin.
Hari Ketiga
Hari ini kami rencanakan untuk mengunjungi musholla
yang terdapat di daerah ini. Setelah sholat subuh dan sarapan pagi, menikmati
sunrise, perjalanan pun di mulai dengan menyusuri sungai, dan bebatuan, dari
dinding dinding bukit terdapat berbagai mata air yang mengalir membasahi bukit,
kami pun tida di persimpangan jalur menuju Musholla. Sebelum menuju musholla
ada gerbang yang unik dan kita memutuskan narsis sedikit dulu, menurut
informasi yang kami dapatkan dari pedagang di sekitar musholla bahwasannya
sejarah musholla ini di bangun sekitar 1997, namun tidah ada yang pasti kapan
berdirinya, dan penjaga warung menamakan masjid ini dengan nama Musholla Al Nur
Iman, konon musholla ini di buat untuk para mushafir yang mampir mengunjungi
Goa Pertilasan, yang kabarnya goa tersebut tempat bermuhasabah para wali yang
pernah mampir kesini, namun tidak bias di pastikan siapa tokoh wali tersebut,
namun karena masih kentalnya rasa kepercayaan orang orang yang berkunjung,
tempat tersebut menjadi tempat faforit untuk mencari berkah, terbukti dengan
adanya penjual dupa, banyak uang logam di dalam goa dll.
Setelah si Fajar menunaikan sholat tahiatul Masjid,
kami pun kembali ke Camp, sebenarnya masih ada tujuan lain, yaitu Curug /
Airterjun yang cukup besar di Galunggung, namun mengingat menghemat waktu kami memutuskan
kembali ke Camp, dan lanjut makan siang & Packing,
Perjalanan pulang kami melewati jalur anak tangga
sebanyak 620 anak tangga, kalo saya bilang rute ini cukup melelahkan dan bikin
dengkul super pegal, ternyata sepanjang jalan sudah banyak warung warung
berdiri, dan para wisatawan yang hanya menikmati danau dari kejauhan, tiba di
Pos 3 kami istirahat sejenak, dan memutuskan jalan kaki menuju Pos 1 yang
jaraknya kurang lebih 4 km.
Tiba di pos 1, kami
memutuskan menuju pemandian Airpanas Cipanas, selain melepas rasa pegal, hal
ini dilakukan biar pulangnya engga bau asem, he he he. Ok demikian perjalanan
kami kali ini, dan terima kasih atas perhatiannya, kami sangat terbuka untuk
saran dan keritik dari tulisan ini.
Ringkasan Rute & Budget
JAKARTA – TASIK BY
PRIMA JASA BUS Rp. 48.000/Orang
PASAR INDIHIANG –
GALUNGGUNG POS 1 Rp. 15.000/Orang
GALUNGGUNG POS 1 –
POS 3 BY OJEK Rp.15.000/Orang
TIKET MASUK
GALUNGGUNG + Asuransi Rp. 4200/Orang
Terima kasih dan
salam