Jumat, 16 Mei 2014

Jalur pendakian Gunung Galunggung Tasik 2167 mdpl



Jakarta 9 May 2014,
Saat itu kami memutuskan untuk Hiking menuju Galunggung bersama, Saya, Adi, Fajar dan Bimo, walau pun rencananya kami berangkat dengan jumlah peserta lebih dari itu, namun karena beberapa kendala akhirnya yang pasti pergi hanya ber4, rencana tetap berjalan, pengajuan cuti pun di ajukan jauh jauh hari Alhamdulillah bos ACC. Yes yes yes,….

Dan ternyata ada kabar gembira lagi nih, kebetulan teman kami Bimo menawarkan Hotel Danau Dariza Garut, Ga di sangka, dulu Cuma bermimpi bisa nginep di hotel tersebut, maklumlah hotel bintang 4 ini harga permalamnya lumayan juga loch dari yang termurah sekitar 700rb’an sampai yang harga 1,7jt Permalam nya, konsep hotel ini terbilang unik, dengan desain rumah rumah tradisional Minang, Rumah tradisional Bali, NTT Hingga Rumah Tomok ada di sini, dengan danau buatan yang mengelilingi Hotel tersebut terasa di Venetian tapi ala Garut punya engga kalah tabjuk nya, fasilitas mulai dari kolam renang air hangat, Kayak, Jembatan Gantung, Flying fox dll, menambah tabjuk akan kedaan hotel ini.

Ok, langsung saja di sepakati jadwalnya. Dengan detail sbb :
Jakarta – Garut, Garut – Tasik, Tasik – Galunggung




Hari pertama kami sepakati langsung meeting point di Garut, tepatnya di Hotel Danau Dariza, kenapa engga bareng ??, karena si bos Adi and Fajar selain posisinya di Tanggerang mereka juga engga bias cuti and terpaksa berangkatnya after office hour, sedangkan saya karena cuti sudah di ACC berangkatnya Habis Jumatan, sama seberti Bimo yang starting after Jumatan dari terminal Lebak Bulus. Tapi kita juga engga bareng ya, karena saya nunggu Busnya dari pintu tol Jati Bening KM.8 atau di sebut Terminal Bayangan Cikunir, Di mulai dengan membawa motor, dan menitipkan motor di penitipan motor Aneka  Jati Bening perharinya 5000, biar nanti pulang kemaleman juga engga masalah udah siap motor. Menuju Terminal Bayagan Jati Bening, bus Prima Jasa pun tiba dengan Jurusan, Cililitan – Garut. Karena naik busnya tidak di terminal asal bus, terpaksa engga bias pilih kursi, dan mau engga mau saya pun duduk di Smoking Area, Waduh naik bus AC tapi serasa di dalam Diskotik, asep roko engga berenti berenti, dalam perjalanan  ke Garut berharap ada yang turun dan segera ingin pindah dari ruangan ini, Alhamdulillah di kawasan Tol Buah Batu Bandung ada yang turun, langsung deh saya pindak ke ruangan tersebut, lega rasanya, walau pun perjalanan sedikit lagi sampai, contact ke Bimo ternyata busnya dia di belakang bus saya, BBMan dan kami sepakat janjian di Pertigaan Cipanas. Tiba di pertigaan Cipanas turun dan tungguin Bimo di emperan toko yang sudah tutup, tidak lama berselang Bimo pun tiba di tempat tersebut, langsung aja cari Angkot menuju Hotel, Bayar 3000/Orang naik angkot Cuma sekitar 5 menitan.
Akhirnya tiba di Hotel, tepat pukul 17:30 Sore, langsung menuju Kamar, dan ada BBM masuk ternyata si Adi baru berangkat dari Lebak Bulus, wah sampai jam berapa nih mereka.
Waktu magrib pun tiba, sholat magrib, dan setelahnya kami makan malam di sekitar hotel, setelahnya langsung berendam di kolam airpanas, mantab rasa lelah pun hilang, setelah puas bermain air kembali ke Kamar, mandi dan sholat Isya setelah cek BBM ternyata si Adi dan Fajar pun sebentar lagi Tiba, kami pun memutuskan masak nasi, kasian juga pasti mereka kelaparan, akhirnya mereka tiba di Garut, karena waktu sudah malam hari dan engga ada angkot mereka pun memutuskan turun di Alun Alun Tarogong, dengan ongkos 25.000/Orang meraka naik Delman menuju Hotel. Akhirnya tiba juga, dengan raut wajah yang lelah akhirnya saya sediakan mereka Nasi Goreng Ala-Kadarnya J

Malam hari ini ternyata ada dangdutan di depan hotel, si Adi dan Fajar memutuskan melihat dangdutan, tapi saya dan Bimo memutuskan tidur saja.

Hari  Kedua
Adzan subuh berkumandang, saya pun melaksanakan Sholat Subuh, dan yang lainnya pun menyusul, setelahnya kita menikmati pagi hari dengan bermain Kayak berkeliling di Hotel, wah mantab bgt nih serasa di Venesia, setelahnya kembali ke kamar, mandi pagi, packing dan bersiap sarapan, setelah semuanya bersiap ternyata si Fajar engga ikut sarapan, setelah di Tanya, makasih ane Puasa, gile banget mau naik Gunung Puasa, sebagai teman saya Cuma bias ikut dukung semoga puasanya selesai sampai waktu yang di tentukan.
Setelah isi perut terpenuhi, saatnya check out dan melanjutkan perjalanan dengan menggunakan angkot dari depan Hotel, menuju Terminal Garut Rp. 6000./Orang. Setelah tiba di terminal Garut rombongan kami langsung di tarik sama kernet Bus ¾ plus main di angkatin aja Tas carrier kami tujuan Bandung – Tasik yang ngetem di Garut, tanpa berfikir panjang langsung kita ikuti Kernet tersebut dan dapat posisi duduk di kursi belakang, sebelum berangkat kami Tanya kembali, Apakah bus sampai Terminal Tasik ? mereka jawab, “Iya mas”, okeh tenang deh, ongkosnya sekitar 20rb/Orang,





Perjalanan menuju Tasik di tempuh -+ 2 jam, namun bus hanya sampai Singaparna, terpaksa kami pun di oper naik elf menuju terminal tasik, dengan nambah 5000/Orang, rasa kecewa di hati pun mulai muncul, karena selain bus tidak sampai tujuan ternyata kami sempat di turunkan endah di daerah mana, lanjut naik elf, namun elf tidak masuk ke terminal Tasik melainkan hanya di sampingnya saja, dengan gaya orang kota ke kampong ga tau mau kemana lagi, Tanya Tanya sama penduduk di sana “kalo mau ke Galunggung naik apa ya?”, truh di arahkan naik angkot ke pasar Indihiang dengan membayar 2000/orang, selain di tawarkan angkot, orang tersebut menawarkan jasa Ojek hingga masuk ke Galunggung dengan biaya 70.000/Orang, dengan rasa kesal dan kaget, kami pun memutuskan jalan kaki ke Pasar Indihiang, dan ternyata jarak nya deket banget, untung aja engga ikutin saran orang tsb, bias jebol nih kantong, Tips dari kami, kalo ke daerah tasik atau Garut bila ingin naik angkot harus di pastikan tujuan kita serta jaraknya, biar engga di oper oper kaya bola sama supir angkot, karena harga angkot di daerah jauh lebih mahal di banding di Jakarta.




Ok kita lanjutkan kembali perjalanan nya, setelah tiba di pasar indihiang, di sini ada angkot Indihiang – Galunggung warna hijau harga Rp. 15.000/Orang hingga sampai Pos 1 Galunggung, tapi kami tidak naik angkot tersebut, melainkan ada angkot kosong yang lagi ngetem cari penumpang, menawarkan Borongan sampai ke Galunggung, lalu saya Tanya “ Berapa a’?”, Jawab supir “100.000 aja”, waduh mahal banget, kalo mau 50.000 aja, supirpun menurunkan menjadi 90.000, akhirnya setelah diskusi dengan teman teman kita putuskan tawaran akhir 80.000 sampai ke Pos 3 Tangga Galunggung, akhirnya Supir angkot pun menyanggupi, mantab, akhirnya ada kemudahan juga, kalo di hitung hitung kami hanya mengeluarkan ongkos 20.000/Orang , itu pun lebih hemat di banding kita naik angkot jurusan Indihiang-Galunggung 15.000/Orang hanya sampai Pos 1, belum lagi dari Pos 1 ke Pos 3 naik ojek biasanya 15.000, jarak Pos 1 ke Pos 3 sekitar 4Km dan menanjak, lumayan jauh loh, akhirnya kami tiba di pos 3 juga.

Pos 1 / Pintu masuk


  
pos 3


Pos 2
Pos 1 = Tempat pembelian tiket masuk
Pos 2 = Tempat retribusi kendaraan Masuk
Pos 3 = Awal tracking menuju puncak Galunggung,

Sebelum penaklukan gunung Galunggung kami lakukan, sebagai seorang muslim kami menunaikan kewajiban sholat dzuhur dahulu, musholla tepatnya berada di jalur Tower / Menara.
FYI untuk menuju ke puncak Galunggung ada 2 jalur, yaitu Jalur anak 620 tangga, dan Jalur berpasir / Jalur Tower / Menara, kami sepakat berangkat melalui jalur Tower kembalinya melalui jalur anak tangga.




Perjalanan pun di mulai, dengan jalur yang sempit dan pasir yang licin cukup menyulitkan perjalanan kami, hingga kami memutuskan 2 kali istirahat di tengah perjalanan.
Setelah perjalanan kurang lebih 1 jam akhirnya kami pun tiba di Puncak Anak Galunggung selain pemandangan yang sangat indah, di tempat tersebut terdapat danau yang Nampak indah di damping dinding bukit yang hijau.

Erupsi Gunung Galunggung yang tercatat dalam sejarah adalah berupa letusan-letusan eksplosif yang bersumber dari danau kawah. Erupsi yang terjadi dalam sejarah sebanyak empat kali, yaitu pada 1822, 1894, 1918, dan 1982-1983.

Erupsi 1982-1983, terjadi dalam sembilan bulan, pada 5 April 1982-8 Januari 1983, menghasilkan tinggi kolom asap berwarna hitam yang mencapai ketinggian lebih dari 10 km dan menyebabkan pesawat terbang British Airways melakukan pendaratan darurat di Jakarta karena salah satu dari empat mesin jetnya mati akibat kemasukan abu vulkanik
Anda mungkin akan terpana dengan salah satu keajaiban Gunung Galunggung, yaitu danau yang terdapat di dalam kawahnya. Uniknya, dari danau berair dingin itu tidak tercium bau belerang dan hal ini berbeda dengan gunung-gunung berapi lainnya di Indonesia. Pada saat cuaca yang cerah, Anda dapat menyaksikan keajaiban alam lainnya berupa sungai-sungai yang turun dari bukit Gunung Galunggung yang terlihat seolah-olah dari langit.



memiliki diameter 1.000 meter dengan kedalaman 11 meter dan mempunyai volume air lebih kurang 750 m3. Di dalam kawah ini terdapat kerucut sinder setinggi 30 meter dari dasar kawah dan kaki kerucut berukuran 250 x 165 meter yang terbentuk selama periode erupsi 1982-1983

Setelah beristirahat kami melanjutkan perjalanan menuju Bibir danau, diperjalanan menuju danau ini yang paling sangat menyulitkan, selain jalannya sempit juga berpasir, yang di kanan kirinya jurang yang tertutup semak belukar, jadi harus super hati hati, setibanya di bibir danau kami memutuskan membuka tenda di sini, tepatnya di dekat sumber air pancuran, yang sudah di pastikan airnya tidak berbahaya untuk di konsumsi, dan pancuran ini sengaja di buat khusus bagi para pendaki. Ternyata di daerah sini juga ada warung loh, jadi jgn takut kekurangan makanan selama dompet kalian masih tebel ya. J

Hari pun menjelang gelap, kami menyiap kan makan malam selain untuk menyiapkan untuk kami, tapi juga special untuk fajar yang berhasil menunaikan Shaumnya hingga magrib tiba, salut banget saya, semoga amal ibadahnya di terima. Amin.

Malam menjelang tidak banyak yang di lakukan, selain beristirahat dan bermunajat memuju kebesaran Alloh yang telah menciptakan ini semua, selain itu ternyata di lingkungan ini yang camping dapat di hitung jari, hanya terdapat 4 tenda yang jaraknya jauh jauh. Dilokasi ini Karena tertutup dinding bukit sehingga pada saat malam hari tidak terlalu dingin.


Hari Ketiga
Hari ini kami rencanakan untuk mengunjungi musholla yang terdapat di daerah ini. Setelah sholat subuh dan sarapan pagi, menikmati sunrise, perjalanan pun di mulai dengan menyusuri sungai, dan bebatuan, dari dinding dinding bukit terdapat berbagai mata air yang mengalir membasahi bukit, kami pun tida di persimpangan jalur menuju Musholla. Sebelum menuju musholla ada gerbang yang unik dan kita memutuskan narsis sedikit dulu, menurut informasi yang kami dapatkan dari pedagang di sekitar musholla bahwasannya sejarah musholla ini di bangun sekitar 1997, namun tidah ada yang pasti kapan berdirinya, dan penjaga warung menamakan masjid ini dengan nama Musholla Al Nur Iman, konon musholla ini di buat untuk para mushafir yang mampir mengunjungi Goa Pertilasan, yang kabarnya goa tersebut tempat bermuhasabah para wali yang pernah mampir kesini, namun tidak bias di pastikan siapa tokoh wali tersebut, namun karena masih kentalnya rasa kepercayaan orang orang yang berkunjung, tempat tersebut menjadi tempat faforit untuk mencari berkah, terbukti dengan adanya penjual dupa, banyak uang logam di dalam goa dll.
Setelah si Fajar menunaikan sholat tahiatul Masjid, kami pun kembali ke Camp, sebenarnya masih ada tujuan lain, yaitu Curug / Airterjun yang cukup besar di Galunggung, namun mengingat menghemat waktu kami memutuskan kembali ke Camp, dan lanjut makan siang & Packing,




Perjalanan pulang kami melewati jalur anak tangga sebanyak 620 anak tangga, kalo saya bilang rute ini cukup melelahkan dan bikin dengkul super pegal, ternyata sepanjang jalan sudah banyak warung warung berdiri, dan para wisatawan yang hanya menikmati danau dari kejauhan, tiba di Pos 3 kami istirahat sejenak, dan memutuskan jalan kaki menuju Pos 1 yang jaraknya kurang lebih 4 km.
Tiba di pos 1, kami memutuskan menuju pemandian Airpanas Cipanas, selain melepas rasa pegal, hal ini dilakukan biar pulangnya engga bau asem, he he he. Ok demikian perjalanan kami kali ini, dan terima kasih atas perhatiannya, kami sangat terbuka untuk saran dan keritik dari tulisan ini.

Ringkasan Rute & Budget
JAKARTA – TASIK BY PRIMA JASA BUS Rp. 48.000/Orang
PASAR INDIHIANG – GALUNGGUNG POS 1 Rp. 15.000/Orang
GALUNGGUNG POS 1 – POS 3 BY OJEK Rp.15.000/Orang
TIKET MASUK GALUNGGUNG + Asuransi Rp. 4200/Orang

Terima kasih dan salam
 
                                                               SINCE 9 MAY 2014

Rabu, 23 April 2014

Jalur pendakian Gunung Papandayan 2665 mdpl



Salam Pecinta Alam,

Catatan : Foto yang di ambil saat jalur Turun Gunung, karena saat pendakian malam hari jadi tidak dapat foto yang ok..

Kali ini saya akan berbagi pengalaman mengenai Pendakian Gunung Papandayan, Garut Jawa Barat.
Perencanaan di awali oleh salah satu komunitas Ecuator Pecinta Alam yang berlokasi di Tanggerang, pada akhirnya saya mendaftarkan diri, dengan menggunakan Bus hasilnya terkumpul 64 peserta / bisa di sebut sebagai pendakian masal.

Langsung saja, keberangkatan dari Tanggerang sekitar pukul 08:30 Pagi, tapi karena lokasi Saya terlalu jauh bila harus ke Tanggerang rasanya akan memakan banyak waktu, terpaksa saya tunggu bus di Bekasi Barat tepatnya di depan Pom Bensin Total.
Pombensin Total Bekasi Barat


Setelah standby cukup lama sekitar 1 jam di Bekasi Barat akhirnya bus rombongan dari Tanggerang akhirnya tiba juga, serasa orang VIP aja pas sampai bus langsung di sambut, Jadi malu.....

Ok, perjalanan dilanjutkan menuju Garut melalui tol Cikampek - Cipularang & Keluar Cileunyi.
Sampai di Garut langsung meuju Desa Cisurupan, turun di Simpang di lanjutkan naik Pickup (untuk yang naik angkutan umum), namun karena kami menggunakan bus, terpaksa turun di Pombensin yg tidak jauh dari Simpang, Waktu tempuh yang kami habiskan sekitar 6 Jam (biasa nya cuma 4 Jam) lama di perjalanan di karenakan musim liburan yang udah di bayangkan masuk tol cikampek pasti muaceeeetttttt.

Tiba di Pombensin tepat waktu magrib berkumandang, terpaksa ibadah dan isi perut dulu, biar fisiknya fit.
Pombensin


Perjalanan dilanjutkan ke Pos 1 atau bisa di sebut camp david, yang serunya naik pickup itu, maksimal 12  orang naik di bak terbuka termasuk tas cariel kita, serasa pengungsian gunung berapi aja nih, di tambah jalannya aspal yang sudah tidak layak digunakan kendaraan alias banyak lubang2 besar, udah gitu supirnya engga berani bawa pelan, karena kalo bawa pelan biasanya kendaraan engga kuat naik, di goncang goncang serasa bawa sayuran aja tuh supirnya. "emang supir pick up daerah sana biasa bawa sayuran sih" :)

Pelataran Parkir
Pickup drive

DAY 01 : Parkiran / Camp David - Pos 2
Tiba di Pelataran Parkiran / Camp david cuaca semakin dingin dan gelap, demi menghemat waktu, terpaksa malam itu juga kami memutuskan langsung pendakian, group di bagi menjadi 6 team, yang terdiri dari masing masing group antara 5 - 8 orang anggota, saya kebagian group terakhir dan ini team kami.
Team 6


Jalur pendakian dari pelataran parkir ke Pos 2 lumayan singkat, namun medannya cukup berat selain malam hari, kami juga harus melewati jalur bebatuan, melewati Kawah, jalur berlumpur, jalan setapak, sungai kecil hingga ke pos dua. seharusnya normal di perkirakan waktu tempuh hanya 1 1/2 jam, namun berbagai kendala saat pendakian sehingga kami membutuhkan waktu cukup lama, yaitu 2 1/2 jam.

Jalur menanjak memasuki pos 2


Menyebrangi Sungai kecil

Istirahat setelah melewati sungai

Jalur berbatu menuju Kawah

Jalur berbatu menuju Kawah



Dari parkiran jalur setapak dimulai mendekati kawah dan kemudian membelah kawah, hati-hati saat melangkah karena dibebeberapa tempat terdapat bagian yang gembur dengan suhu yang cukup panas dan kaki bisa terperosok. Kemudian jalur setapak membelok kekanan dan saat keluar dari komplek kawah ini jalan setapak terus mendatar hingga sampai di sebuah warung and disini terdapat sebuah lapangan yang cukup menampung lebih dari 30 tenda. Jalur setapak menuju Pondok Salada bisa ditemukan didepan warung ini dan sekitar lima menit berjalan dari warung ini kita akan sampai di Pondok Salada. Di Pondok Salada ini ada sungia kecil berair jernih hanya mengandung belerang. - See more at: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html#sthash.cPIjTO5P.dpuf

Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html
Muhammad Chamdun
Parkiran – Alun-alun Pondok Salada Dari parkiran jalur setapak dimulai mendekati kawah dan kemudian membelah kawah, hati-hati saat melangkah karena dibebeberapa tempat terdapat bagian yang gembur dengan suhu yang cukup panas dan kaki bisa terperosok. Kemudian jalur setapak membelok kekanan dan saat keluar dari komplek kawah ini jalan setapak terus mendatar hingga sampai di sebuah warung and disini terdapat sebuah lapangan yang cukup menampung lebih dari 30 tenda. Jalur setapak menuju Pondok Salada bisa ditemukan didepan warung ini dan sekitar lima menit berjalan dari warung ini kita akan sampai di Pondok Salada. Di Pondok Salada ini ada sungia kecil berair jernih hanya mengandung belerang. - See more at: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html#sthash.cPIjTO5P.dpuf

Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html
Muhammad Chamdun

 Setelah sekian lama perjalanan akhirnya kami sampai di pos 2, di sinilah check point untuk jumlah peserta kembali, karena sudah malam sekitar pukul 1 terpaksa kami mendirikan tenda di sini, selain ada sumber air di sini juga ada tanah landai yang cocok untuk membuka tenda.

Pos 2

B'fast post 2

 Setelah makan malam dan ngopi ngopi secukupnya, lanjut tidur, Dengan dinginnya Kabut malam hari, terpaksa Sleeping bag pun di gunakan, Pagi menjelang saatnya berburu Sunrise, cari spot yang dekat2 pos 2 aja, pemandangannya engga kalah bagus, biarpun mata masih kucel, rambut acakadul tetep eksis.
Sunrise pos 2
Perjalanan hari berikutnya
Day 2 : Post 2 - Pondok Selada
Kemas kemas Tenda, packing kembali, karena rencananya kita akan bermalam di Pondok Selada, selain tempatnya nyaman, disinilah spot terbaik mendirikan tenda, perjalanan dari pos 2 ke pondok selada kurang lebih 15 menit, di tempat ini juga terdapat sungai / sumber air, Taman edelwais, dan hutan yang cocok buat buang Hajat, he he he, catatan kalo mau buang hajat harap menggali tanah ya, jangan di masukkan ke bungkus mie instant... :)

Jalur menuju Pondok Salada

Welcome Pondok Salada

Narsis dulu ahh

 
Taman edelwais pondok saladah

Mendirikan tenda di Pondok Salada

 Karena Hujan turun terpaksa, tracking ke Puncak Papandayan di cancel untuk hari ini demi keselamatan
Karena jalur menuju puncak cukup menyulitkan, biasanya sehabis hujan selain becek jalannya juga licin.

DAY 03 : Pondok Salada - Tegal Alun.
Target kami hari ini adalah mencapai puncak Tegal Alur untuk menikmati Sunrise, karena team yang lain belum pada bangun, terpaksa kami jalan nya jam 6 pagi, terlambat deh liat Sunrisenya, tapi tidak masalah, usaha harus tetap di jalankan, dengan semangat Ngambil Gaji kami pun berangkat, track menuju Tegal Alun ada 2 rute, yang pertama melewati tebing berbatu, dan yang lainnya melewati hutan Mati, kami sepakat berangkat melewati Bukit berbatu, dan kembalinya melalui hutan mati.

Jalur melalui Bukit berbatu cukup menyulitkan, selain harus melewati hutan becek dan licin, kita juga harus melewati genangan air, yang harus hati hati, karena jangan melihat aliran air yang cetek, namun saat menginjaknya kalian akan dapat terperosok / banyak lumpur hidupnya, karena saya sendiri yang hampir tenggelam.

Menitih di bukit bebatuan jalurnya pun sangat sulit, karena hampir 1 jam kami merangkak melewati batu batu besar. sebelum memasuki taman edelwais.





  Setelah melewat bukit berbatu, kami pun tiba di taman edelwais, sayang bunganya masih malu malu, karena masih musim hujan.


Perjalanan di lanjutkan kembali menuju, puncak Tegal Alun, melewati hutan kembali.



Setelah 1 1/2 jam perjalanan akhirnya kami tiba di Tegal Alun, disini ada Taman Edelwais, dan danau Tegal Alun Jugam lumayan minum airnya seger, tanpa harus di masak dulu.








Setelah menikmati puncak Tegal Alun, akhirnya kami kembali ke Pondok Selada, jalur melewati hutan mati yang spotnya bagus gbt buat foto foto.





Ringkasan Track.
Track Keberangkatan = Pelataran Parkir - Kawah - Pos 2 - Pondok Selada - Bukit berbatu - Tegal Alun
Track Kembali = Tegal Alun - Hutan Mati - Pondok Salada - Pos 2 - Kawah - Pelataran Parkir




 



Parkiran – Alun-alun Pondok Salada Dari parkiran jalur setapak dimulai mendekati kawah dan kemudian membelah kawah, hati-hati saat melangkah karena dibebeberapa tempat terdapat bagian yang gembur dengan suhu yang cukup panas dan kaki bisa terperosok. Kemudian jalur setapak membelok kekanan dan saat keluar dari komplek kawah ini jalan setapak terus mendatar hingga sampai di sebuah warung and disini terdapat sebuah lapangan yang cukup menampung lebih dari 30 tenda. Jalur setapak menuju Pondok Salada bisa ditemukan didepan warung ini dan sekitar lima menit berjalan dari warung ini kita akan sampai di Pondok Salada. Di Pondok Salada ini ada sungia kecil berair jernih hanya mengandung belerang. - See more at: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html#sthash.cPIjTO5P.dpuf

Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html
Muhammad Chamdun
Parkiran – Alun-alun Pondok Salada Dari parkiran jalur setapak dimulai mendekati kawah dan kemudian membelah kawah, hati-hati saat melangkah karena dibebeberapa tempat terdapat bagian yang gembur dengan suhu yang cukup panas dan kaki bisa terperosok. Kemudian jalur setapak membelok kekanan dan saat keluar dari komplek kawah ini jalan setapak terus mendatar hingga sampai di sebuah warung and disini terdapat sebuah lapangan yang cukup menampung lebih dari 30 tenda. Jalur setapak menuju Pondok Salada bisa ditemukan didepan warung ini dan sekitar lima menit berjalan dari warung ini kita akan sampai di Pondok Salada. Di Pondok Salada ini ada sungia kecil berair jernih hanya mengandung belerang. - See more at: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html#sthash.cPIjTO5P.dpuf

Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html
Muhammad Chamdun
arkiran – Alun-alun Pondok Salada Dari parkiran jalur setapak dimulai mendekati kawah dan kemudian membelah kawah, hati-hati saat melangkah karena dibebeberapa tempat terdapat bagian yang gembur dengan suhu yang cukup panas dan kaki bisa terperosok. Kemudian jalur setapak membelok kekanan dan saat keluar dari komplek kawah ini jalan setapak terus mendatar hingga sampai di sebuah warung and disini terdapat sebuah lapangan yang cukup menampung lebih dari 30 tenda. Jalur setapak menuju Pondok Salada bisa ditemukan didepan warung ini dan sekitar lima menit berjalan dari warung ini kita akan sampai di Pondok Salada. Di Pondok Salada ini ada sungia kecil berair jernih hanya mengandung belerang. - See more at: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html#sthash.cPIjTO5P.dpuf

Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-papandayan.html
Muhammad Chamdun